Sabtu, 31 Januari 2009

Perjalanan Ke Dalam Hati

Hati adalah tempat bertanya. Hati adalah cermin. Apa yang kita lakukan terus-menerus akan berpengaruh dan berbekas pada hati. Hal-hal terpuji akan membuat hati mengkilap dan cemerlang.
Sementara hal-hal tercela akan membentuk asap hitam kelam yang menumpuk sedikit demi sedikit dan membuat hati menjadi gelap-gulita. Lama-lama hati yang gelap akan menebal dan terkunci. Ini menghalangi kita melihat kebenaran.

Karena itu kita perlu membersihkan hati kita dari benih-benih penyakit hati. Ada tiga penyakit yang paling sering menghinggapihati kita. Ini juga adalah tiga dosa paling awal sejak keberadaan manusia.

Pertama,sombong dan arogan.

Ini adalah penyakit iblis yang menolak ketika diperintahkan bersujud pada Adam."Ia diciptakan dari tanah, sedangkan aku dari api,''ujar Iblis..
Ini sikap rasialis seperti yang di tunjukkan oleh Hitler maupun rezim Apharteid di Afrika Selatan. Tanpa sadar kita pun sering merasa lebih mulia dari orang lain semata-mata karena faktor SARA.
Penyakit sombong sering muncul dalam bentuk merasa lebih penting, lebih tahu, lebih benar, dan lebih taat,dari orang lain. Perasaan paling tahu dan paling benar membuat kita menutup telinga . Kita tak merasa perlu mendengarkan orang lain. Kita justru sibuk memaksakan ''agenda'' kita pada orang lain.
Akar dari sombong adalah kebiasaan membanding-bandingkan diri kita ( comparing ) dengan orang lain. Membanding-bandingkan akan membuat kita terombang-ambing. Kita merasa super kalau berhadapan dengan orangyang ada di bawah kita, tapi ironisnya kita akan merasa rendah diri di saat yang sebaliknya. Padahal satu - satunya perbandingan yang baik adalah membandingkan diri Anda terhadap pontesi Anda sendiri.

Kedua,serakah.

Ini penyakit Adam yang tetap memakan buah pohon khuldi yang dilarang Tuhan (Allah).Padahal ada berjuta - juta pohon yang disediakan dan hanya satu pohon itu yang dilarang. Akar serakah adalah scarcity mentality (mentalitas kelangkaan), yaitu perasaan bahwa segala sesuatu sangat terbatas , sehingga berprinsip ' Saya akan mengambil bagian saya dulu sebelum kehabisan .' Orang serakah menganggap dunia seperti sepotong kue ."Kalau anda mendapatkan potongan besar , sisanya tinggal sedikit untuk saya .'' Karena itu, saya akan mengambil nya dulu. Semua persoalan yang kita hadapi di negara ini, baik KKN, upah minimum yang tak cukup untuk hidup layak, atau persoalan tarik-ulur otonomi daerah, sebenarnya berakar dari ke serakahan, yaitu keinginan menguasai dan tiadanya keinginan untuk berbagai dengan pihak lain.

Ketiga, iri dan dengki.

Ini penyakit Qabil yang merasa iri terhadap Habil (adiknya) yang mendapatkan istri lebih cantik. Akar penyakit ini adalah kecenderungan kita untuk selalu bersaing ( competing )dengan orang lain. Kita memandang dunia sebagai medan pertempuran. Kita memandang setiap orang sebagai pesaing kita. Karena itu kita berjuang mengalahkan mereka. Kita ingin lebih pandai, lebih hebat, dan lebih populer. Kita berduka melihat orang lain sukses. Kita sedih melihat kawan kita naik pangkat. Kita pusing melihat tetangga kita membeli mobil baru. Orang yang bermental seperti ini tak peduli dengan prestasinya sendiri. Yang penting, ia lebih tinggi dari orang lain.

Bangsa kita dipenuhi manusia-manusia yang mengidap penyakit ini. Saya biasa menyingkatnya dengan AIDS (Arogan,Iri,Dengki,Serakah). Itu sebabnya masalah kita tak kunjung usai. Tapi daripada melihat orang lain, marilah kita melihat diri kita sendiri. Karena, bukan mustahil kita pun ''terinfeksi'' penyakit AIDS ini.

Jangan lupa, kepemimpinan selalu di mulai dari diri sendiri. Karena itu, mulailah melakukan perjalanan ke dalam hati. Yaitu menyelami hati kita masing-masing dan mendeteksi adanya benih-benih AIDS ini dalam hati kita.

Awalnya pasti sulit. Saya teringat kata-kata mantan Sekjen PBB, Dag Hammersjold, yang banyak melakukan perjalanan antar negara dan antar benua. ''Perjalanan yang paling panjang dan paling melelahkan adalah perjalanan masuk ke dalam diri kita sendiri''.